Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam mengingatkan kepada kita dengan sabda belau,
“Ada dua ni'mat, banyak manusia tertipu dalam dua ni'mat ini : kesehatan
dan kesempatan (waktu luang).”[Shahih, Al Bukhari 11/229 Al Fath]
Ada
suatu nasihat yang amat bijak “mencegah datangnya penyakit memang lebih
baik dari pada mengobati.
Tetapi jikalu kehendak Allah menentukan kita untuk sakit, maka kita pun
wajib untuk berikhtiayar
mencari kesembuhan,
tentusaja ada rambu-rambu syariat yang wajib kita perhatikan dalam hai
ini.
Hadis tenang perintah berobat
“ya
wahai hamba-hamba Allah berobatlah kalian karena tidaklah Allah Azza
wa jalla menimpakan suatu
macam penyakit kecuali telah dia ciptakan obat untuknya, kecuali satu
macam penyakit” :mereka
bartanya : “Apa penyakit
itu ?” jawab Belau : “penyakit tua (pikun)”. [Shahih, Ahamad 4/278,
Ibnu Majah 3436, Abu Dawud
3855, At Tirmizi 2039 dari Zaadul ma'ad IV : 12 dengan tahqiq Al
Arnauth]
“Setiap penyakit ada obatnya, maka jika obat untuk penyakit itu digunakan,
niscaya akan sembuhlah ia dengan seizin Allah Azza wa Jalla.”[Shahih, Muslim 2204]
Tibun Nabawi (pengobatan Cara Nabi)
Definisi Adalah metode pengobatan yang digunakan Nabi shallallahu
'alaihi Wasallam saat
mengobati sakit yang dideritanya, atau belau perintahkan kepada kelaurga
serta para sahabat yang tengah
sakit untuk melakukannya.
Adapun sumber yang dapat dijadikan rujukan adalah Al Quran, hadis shahih
serta atsar para sahabat
yang diriwayatkan melalui
jalan yang dapat di pertanggungjawabkan menurut kaidah-kaidah ilmu
hadits sebagai mana dijelaskan
para ulama
keutamaan
“pengobatan
cara Nabi memiliki perbedaan dibanding dengan metode pengobaatan
lainnya. Karena metode ini
bersumber dari wahyu, misyakat kenabian dan akal yang sempurna, maka
tentu memiliki derajat kepastiyan
yang menyakinkan di samping
memiliki nilai keilahian, berbeda dengan metode pengobatan linnya yang
umumnya hanya berdasarkan
pikiran, dugaan atau
pengalaman semata-mata.”[Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah, dalam Zaadul Ma'ad
IV hal.33]
Sifat Pengobatan
pengobatan
casra nabi bersifat holistik, artinya menyeluruh. Metode ini akan
bekerja
secara efektif dengan
seizin Allah-jika si pasien diobati melalui dua jalur terapi :
psikis(jiwa) dan fisik
> terapi psikis (pengobatan jiwa)
jiwa atau hati, saat ia dalam kondisi yang prima, akan membantu memperkuat jasmani
dalam menolak serta mengusir berbagai macam penyakit.
>pengobatan fisik
adapun pengobatan dasri jalur fisik jasmani dapat dilihat dasri berbagai contoh berikut
:
Habbah sauda (jinten
hitam)
Khalid
bin Sa'ad menuturkan “kami berpergaian,dan bersama kami ada Ghalib bin
Abjar. Di tengah perjalanan
dia sakit. Sesampainya di madinah sakitnya belum juga sembuh. Ibnu Ubay
bin 'Atiq menengoknya,
lalu belau berkata kepada
kami, “Cobalah kalian dengan biji jinten hitam ini . Ambilah lima atau
tujuh, lalu tumbuklah
sampai halus, kemudian
teterkan zat (muyak Zaitun) dari arah sini dan dari arah sini, karena
sesungguhnya 'Aisyah radhiallahu'anha
telah menyampaikan hadis
kepadasku belau teklah mendengar Rasulaullah salallullah 'alaiwasalam
bersabda:
“sesungguhnya jinten hitam ini adalah obat penyembuh daari segala macam
penaykit, kecauli dasri saan ?” belau menjawab, “Mati” [Shahih, Al Bukhari juz 7 hal.13]
Minyak Zaitun
Allah Ta'ala berfirman :
“...pohon yang diberkati, yaitu pohon zitun....”(Qs.An Nuur
: 35)
Rasullallah shallallaahu 'alahi wasalllam bersabda :
“makanlah zaitun dan pergunakanlah ian sebagai nminyak, karena sesungguhnya
ia berasal dari pohon yang diberkati.”[HR.At Tirmidzi 1853, Ahmad 3/497, ad Darimi 2/102, lihat takhrij dan tahqiqnya
dalam Zaadul Ma'ad 4/291]
Hijam(bekam) dan madu
Hijamah ialah metode pengobatan dengan cara mengelaurkan darah kotor pada
bagian tubuh tertentu sampai tengkuk atau yang lainnya.
Rasulullah bersabda
“ sesungguh nya pengobatan paling utama yang kalian lakukan adalah hijamah
(berbekam).” [shahih, Al Bukahri juz 7 hal.15, Muslim juz 5 hal.39]
Dari Ibnu 'Abbas radiallahhu'anhu, nabi shalullah'allaihiwasalam bersabda
: “penyembuhan itu ada
pada tiga cara : minum madu, mengelaurkan darah dengan alat bekam dan
kayy (memanaskan besi
dengan api lalu
menempelkannya pada bagain yang tubuh yang sakit).akan tetapi aku
melarang umatku dasri kayy.”
[Shahih, Al Bukahri, juz 7 hal.12]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar